Friday
2024-04-19
3:54 PM
Section categories
Analisa [3]
Arabiatuna [1]
Barakatak [2]
Cerpen [1]
Figura [2]
Lenyepaneun [1]
Lintas Budaya [4]
Paguyuban [10]
Resensi [4]
Salam Rumpaka [2]
Serial Kampus [3]
Sorotan Utama [1]
Keputrian [3]
Warta Kita [2]
Statistics

Total online: 1
Guests: 1
Users: 0
Search
Site friends
  • Create your own site
  • My site
    Main » Articles » Serial Kampus

    Back to Campus


     

    Fluktuasi prestasi akademis masisir selama dua tahun ini cukup menggembirakan, bahkan untuk tahun ajaran 2008-2009 peraih predikat imtiyâz mencapai angka 20 orang setelah sebelumnya hanya diraih oleh 7 orang saja. Meskipun demikian angka ke-rasib-an belum bisa terhapuskan sepenuhnya. Hal tersebut disebabkan masalah klasik, keterlambatan mahasiswa baru non-Depag secara massif. Berdasarkan data-data yang diperoleh, baik PPMI, kekeluargaan, senat dan beberapa almamater sepakat bahwa tahun ini prosentase ke-najâh-an masisir mengalami kenaikan.

     

    Tak terkecuali warga KPMJB, dari seluruh masisir yang meraih predikat mutafawwiqîn tahun ini, 7 imtiyâz dan 31 jayyid jiddan diraih oleh warga KPMJB. Namun yang amat disayangkan hingga saat ini data ke-najah-an warga KPMJB belum terhimpun seluruhnya, sebagaimana diungkapkan Imam Suryansyah, gubernur KPMJB, "Untuk peraih mutafawwiqîn, alhamdulillah, mengalami kemajuan, cuma untuk data ke-najah-an warga belum dapat dipastikan karena keterlambatan pendataan,” ujarnya.

     

    Peningkatan prestasi akademik masisir tentu bukan sesuatu yang kebetulan. Perubahan tersebut merupakan hasil akumulasi dari usaha, kerja keras dan kesungguhan. Dimulai dari membangun kesadaran pribadi agar rajin kuliah serta adanya dukungan berbagai pihak dengan terselenggaranya beberapa program untuk peningkatan prestasi akademis, seperti: fushûl taqwiyyah, bimbingan muqarrar, dll. yang terselenggara atas kerjasama Al-Azhar, KBRI, PPMI, Senat serta beberapa organisasi lain, termasuk diantaranya kekeluargaan yang selalu men-support warganya untuk selalu meningkatkan prestasi akademik.

     

    Selain keutamaan dalam membentuk kesadaran pribadi, sugesti dan motivasi organisasi maupun komunitas-komunitas yang banyak mengantongi publik masisir tentunya sangat diperlukan. Keberadaan komunitas-komunitas tersebut ikut serta dalam membangun bî’ah mahasisiwa agar cinta kuliah.  "Untuk kegiatan, DP-KPMJB sendiri tidak terlalu memaksakan. Kita memberi keleluasan agar warga tetap berkesempatan untuk masuk kuliah,” tukas Kang Imam saat dimintai keterangan mengenai antusias DP-KPMJB dalam mendukung perbaikan prestasi warganya. Dalam kesempatan tersebut Kang Imam juga mengungkapkan bahwa sekitar akhir November nanti, KPMJB akan mengadakan beberapa evaluasi kerja, khusunya mengenai proses belajar warga.

     

    Mengenai antusias warga untuk masuk kuliah, sampai saat ini masih dalam taraf standar. "Mungkin insya Allah kalau sudah dekat ujian warga akan lebih rajin,” ungkap Kang Imam. Hal senada juga nampak pada warga KSW. "Saya kira sampai saat ini masih standar, mungkin mendekati ujian akan lebih semangat lagi.” Ujar Suyatno Ja’far Shadik, ketua KSW, mengomentari aktivitas kuliah warga KSW saat ditemui di depan papan pengumuman di sela-sela kesibukannya mencari raqmul julûs barunya.

     

    Hasil baik tentunya bersumber dari budaya yang baik. Walaupun kuliah bukanlah aktivitas tunggal yang harus dijalani, namun agar prestasi dapat diraih budaya hadir muhâdharah tentunya tetap harus diutamakan. "Target muhâdharah wajib setiap hari, minimal satu mâddah,ungkap Siti Fauziah, aktivis keputrian KPMJB, mantap. Senada dengan Fauziah, Hendar, warga asal Sukabumi, mengungkapkan, "Untuk saat ini belum terlalu sering sih, tapi minimal dua hari dalam seminggu.

     

    Sistem perkuliahan tanpa absensi kehadiran, diakui atau tidak, sangat tergantung pada kesadaran pribadi agar mau melangkahkan kaki sekadar untuk duduk mendengarkan penjelasan dosen di kuliah. Adakalanya motivasi masuk kuliah bisa datang dari mana saja, akan tetapi melaksanakan apa yang telah disadari hanya datang dari diri sendiri. Sebagaimana yang diungkapkan Ifaz, "Saya kan rasîb, pengalaman itu saya jadikan i’tibâr untuk lebih semangat lagi. Rasîb kan standar manusia. Dalam belajar tentunya dibutuhkan kesungguhan untuk sesuatu yang kita cita-citakan,” tutur mahasiswa asal Madura ini panjang lebar. Selanjutnya Hendar punya alasan lain agar tetap semangat kuliah, "Pertama, ingin dapat ilmu langsung dari sumbernya. Kedua, membantu dalam memahmi muqarrar,” singkatnya. Hal tersebut diamini oleh Bahrul Ulum yang kebetulan duduk bareng Hendar, menurutnya dengan ikut hadir muhâdharah mudah-mudahan kita dapat berkah guru "Al-barakatu ‘inda liqâ,” tukasnya.

     

    Niat tulus untuk hadir kuliah terkadang tak selamanya berjalan mulus, bahkan baru-baru ini Al-Azhar menerapkan peraturan baru, diantaranya jadwal kuliah pagi yang kini dimulai tepat pukul 8 pagi. Selanjutnya untuk Fakultas Syariah tingkat 1-2, Al-Azhar menerapakan kuliah siang, dimulai pukul 14.00 dan berakhir sekitar pukul 20.00 petang. "Kuliah masih jarang, alasannya karena sulit transportasi apalagi kalau malam,” ungkap Jajang mengeluhkan. Selanjutnya Dimas yang tinggal di derah Tajammu’ mengomentari. "Saya harus berangkat jam 07.30 dari Tajammu’ agar dapet pelajaran pertama, karena kalau terlambat biasanya duktûr seringkali mengunci kelas,” ungkap mahasiswa bertubuh subur ini semangat. Berbeda halnya dengan mahassiwi, akses transportasi menuju Kuliyah Banat cukup banyak tersedia, kendalanya jutru lebih kepada kehadiran duktûrah yang seringkali berhalangan hadir. "Seringkali saat kita masuk muhâdharah beberapa duktûrah-nya malah berhalangan hadir, akhirnya kita ga bisa muhâdarah dech..,” ungkap Fau menyayangkan.

     

    Berbagai kegiatan dan program peningkatan prestasi sudah banyak diadakan. Fushûl taqwiyyah misalnya, telah dibuka semenjak 5 November lalu, bahkan KPMJB sendiri jauh-jauh hari telah memulai program bimbelnya semenjak 26 Oktober. "Alhamdulillah bimbelnya berjalan dengan lancar, bahkan pesertanya dari berbagai derah karena memang dibuka untuk umum dan sudah berjalan sekitar dua minggu yang lalu,” ungkap Miftah, Divisi Keilmuan KPMJB sekaligus koordinator program bimbel KPMJB, semangat. Secercah harapan untuk memperbaiki mutu dan presetasi kini mulai terbuka lebar, tinggal ada kemauan, kesadaran dan ada kesunggguhan. Selanjutnya hasil kita serahkan.

    (Irsan Asari)

     

     

     

     

     

       

    Category: Serial Kampus | Added by: fajar (2010-02-23)
    Views: 1379 | Comments: 4 | Rating: 0.0/0
    Total comments: 0
    Name *:
    Email *:
    Code *: