Dan penyakit yang paling besar dan paling berbahaya
bagi kebersihan hati yaitu penyakit syirik, dan kita berlindung kepada
Allah swt smoga kita tidak dimasuki oleh penyakit ini, penyakit inilah
yang menjadi sebab utama segala keburukan dalam hati maupun amalan
kita, dan cobaan yang masuk kedalamnya.
Allah swt berfirman :
Demikianlah Allah mengunci mata hati orang-orang kafir. ( Al-A'raf : 101 )
Orang
yang musrik yaitu orang yang mensekutukan Allah swt dengan mahluknya
selalu berada dalam keadaan rasa takut dan goncang, takut dari segala
sesuatu , dan hatinya mengalami kegoncangan meskipun dari segi dzohir
dia kelihatan tampak biasa-biasa saja.
Hal ini telah Allah swt firmankan :
Akan
Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan
mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak
menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka;
dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim ( Ali
Imron : 151 )
Disamping itu hal lain yang terjadi didalam jiwa
orang yang musrik yaitu keadaan bimbang , kacau dan goncang yang
menyeliputi keadaan jiwanya :
Allah swt berfirman :
Katakanlah:
"Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak
dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula)
mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke
belakang[488], sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti
orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan;
dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya
kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami."
Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya)
petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta
alam ( Al-An'am - 71 )
Orang yang musrik hidupnya tidak akan
mengalami ketenangan dan keteguhan yang dapat membawanya mengarungi
kehidupan ini,akan tetapi mereka selalu dihinggapi rasa takut baik itu
kepada sesama manusia ataupun jin bahkan hewan sekalipun, resah,
gelisah dan kacau sehingga dengan adanya rasa tersebut, susah sekali
mereka dapat menerima hidayah dan kebenaran Ilahi yang datang dari
Allah swt.
Berbeda sekali apabila kita bandingkan dengan
jiwa-jiwa orang mukmin yang mana mereka selalu dari keadaan bersih
jiwa, suci hatinya sehingga apapun peristiwa dan kejadian yang terjadi
mereka hanya berserah diri kepada Allah swt saja. Mereka ikhlas dan
beribadah hanya untuk mendapatkan Ridho Allah swt. Mereka tidak takut
kepada siapapun , karena mereka mengetahui bahwa segala sesuatu yang
terjadi bagi dirinya adalah ketetapan Allah swt , baik mapun buruk ,
senang maupun sedih, bahaya maupun keselamatan hanyalah berada ditangan
Allah swt.
Allah swt berfirman :
Dan jika Allah
menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang
menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan
kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu (
Al-An'am - 17 )
Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa
kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah
Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus
bertawakal ( At-Taubah : 51 )
Lalu bagaimanakah caranya agar dapat menyembuhkan penyakit syirik tersebut!
Perlu
diketahui wahai saudara-saudaraku ! Sesungguhnya hati manusia ini
hakikatnya hanya Allah swt yang mebolak-balikan keadaan hati seseorang
dengan kehendaknya.
Adapun penyembuhannya menurut Al-Quran dan
As-Sunnah yaitu bersujud hanya kepada Allah swt saja, dan tunduk
kepadanya, takut , beribadah dan beramal hanya mengharap Ridho-Nya..
Kemudian berdoa dan meminta hanya kepada Allah swt, Dia juga yang
menyembuhkan segala penyakit, dan Dia pulalah yang menghidupkan dan
mematikan , segala perkara hanya ada didalam didalam genggamannya,
rizki, ajal, maut hanya Allah swt yang mengetahui nya.
Intinya kita harus berserah dan hanya beribadah kepada Allah swt, sebagaimana Allah swt berfirman :
Katakanlah:
"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang ( Ali Imron : 31 )
Wallahu A'lam
|