|
Wednesday 2024-10-16 0:43 AM |
Statistics |
Total online: 1 Guests: 1 Users: 0 |
|
|
Welcome Guest | RSS
Main | Registration | Login |
My site |
Menjadi Mukmin yang mengagumkan
Meskipun demikian, kita juga gembira karena dengan ibadah Ramadan yang kita laksanakan. Ada harapan besar yang bisa kita raih, yaitu ampunan dosa dari Allah dan dekontruksi diri seperti saat baru dilahirkan. Sehingga bukan hanya dosa terhapus, tapi juga memiliki tauhid dan akidah yang mantap. Pada 1 Syawal ini, kita pun bertekad untuk memanfaatkan sisa waktu hidup untuk meningkatkan ketakwaan dan pengabdian kepada Allah Swt. Ibadah Ramadan yang baru saja kita lewati pada hakikatnya adalah 'tarbiyyah îmaniyyah', pembinaan iman, agar keimanan menjelma menjadi ketakwaan kepada Allah Swt. Oleh karena itu, ibadah Ramadan, khususnya ibadah puasa, diwajibkan kepada mereka yang beriman sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah [2]: 186. Pada beberapa ayat Al-Qur’an, Allah Swt. menyebut dan memuji umat Islam yang telah beriman kepada-Nya sebagai umat yang terbaik. Namun yang perlu kita renungi lagi adalah apakah sudah sesuai antara "stempel takwa" dengan kenyataan sehari-hari? Rasanya masih terjadi kesenjangan yang sangat tajam antara idealita seorang mukmin dengan realita yang sesungguhnya. Di samping itu, Rasulullah Saw. memuji umatnya yang beriman kepada Allah Swt. sebagai orang yang mengagumkan. Menjadi seorang mukmin merupakan sebuah pilihan yang tepat, persoalannya adalah bagaimana agar kita dapat menunjukkan kepribadian kita sebagai seorang mukmin yang mengagumkan serta dicintai Allah dan Rasul-Nya. Lebih lanjut Rasulullah Saw. menyebutkan ciri-ciri mukmin yang mengagumkan yang harus kita miliki. Beliau bersabda: "Menakjubkan urusan orang beriman, sesungguhnya semua urusannya baik baginya dan tidak ada yang demikian itu bagi seseorang selain bagi seorang mukmin. Jika ia memperoleh kesenangan ia bersyukur dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan ia sabar dan itu baik baginya." (HR. Ahmad dan Muslim). Dari hadis di atas, ada tiga sifat yang harus kita miliki agar pribadi kita sebagai mukmin bisa menjadi pribadi yang mengagumkan. Pun situasi dan kondisi sekarang amat menuntut lahirnya pribadi-pribadi seperti ini. Ciri pertama, berorientasi pada kebaikan. Pada dasarnya, setiap manusia senang pada kebaikan dan mereka pun telah mengenalnya. Oleh karena itu, Al-Qur’an menyebutkan satu istilah untuk kebaikan yang disebut dengan makruf. Manakala manusia telah menjadi mukmin yang sejati, maka manusia akan sangat senang melakukan kebaikan. Dia akan memberi kontribusi dalam kebaikan. Bahkan berlomba-lomba dalam kebaikan dan selalu ingin menjadi yang terbaik. Ini semua disadari karena hidup di dunia hanyalah salah satu fase kehidupan, sedangkan fase akhirnya adalah kehidupan akhirat. Manakala seorang mukmin telah berorientasi pada kebaikan, maka seluruh aktivitas yang dijalaninya tidak akan mengandung kesia-siaan. Semua memberi manfaat, baik bagi dirinya, keluarga maupun orang lain. Bahkan bermanfaat bagi alam semesta. Allah Swt berfirman: "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna." (QS. Al-Mukminun [23]: 1-3). Ciri kedua dari mukmin yang mengagumkan adalah selalu bersyukur atas kesenangan yang diperolehnya. Bersyukur kepada Allah Swt atas kesenangan, kebahagiaan dan kenikmatan yang diperoleh merupakan sikap yang sangat mulia. Dengan demikian seorang mukmin menyadari bahwa segala kenikmatan merupakan anugerah atau pemberian dari Allah Swt. Manusia memang seharusnya menyadari bahwa usaha yang dilakukannya sebenarnya tidak seberapa besar, tapi Allah Swt. memberikan balasan dengan balasan yang besar. Cara bersyukur yang ditunjukkan oleh seorang mukmin adalah: pertama, bersyukur dengan hati, yaitu mengakui bahwa kenikmatan yang diperolehnya berasal dari Allah Swt.; kedua, bersyukur dengan lisan, yaitu mengucapkan hamdallah atas segala kenikmatan yang telah diperoleh, karenanya hamdallah selalu terucap oleh seorang mukmin yang mengagumkan saat sesudah makan, bangun tidur hingga buang air, karena semua itu merupakan kenikmatan; ketiga, bersyukur dengan amal, yaitu apapun yang dilakukannya merupakan wujud dari rasa syukur sehingga amal itu dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang digariskan Allah Swt. Ciri ketiga adalah bersabar atas kesusahan. Sabar atas segala musibah atau kesusahan yang menimpa merupakan ciri yang melekat pada pribadi orang yang beriman, karenanya seorang mukmin itu menjadi manusia yang mengagumkan. Kesabaran seorang mukmin dalam menghadapi kesusahan membuatnya menjadi tidak mudah putus asa. Sesulit apapun keadaan yang menimpa dirinya, dia tetap optimis akan ada hari esok yang lebih baik. Baginya yang penting adalah berusaha dan bertawakal kepada Allah Swt.
|
Category: Figura | Added by: fajar (2010-01-28)
|
Views: 1275 | Comments: 1
| Rating: 0.0/0 |
|
|