Puasa
membentuk manusia menjadi hamba Allah yang bertakwa. Allah berfirman, “Hai
orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu menjadi orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183). Puasa juga membersihkan
jiwa dari noda-noda kebakhilan, melembutkan hati, menyuburkan sikap toleransi, dan rasa kasih sayang terhadap sesama.
Selain itu,
kalau ditilik dari segi kesehatan, puasa memiliki efek yang sangat luar biasa. Rasulullah
Saw. bersabda, “Berpuasalah, maka kalian akan sehat.” Jika kita
jabarkan hadis tersebut, idealnya terangkum dalam
beberapa poin:
Pertama, puasa dapat mempertajam akal pikiran. Makan yang
berlebihan menciptakan suatu kondisi yang mirip dengan kondisi kemabukan dalam
diri seseorang, yang dapat memperlambat kemampuan berpikir, sehingga mengurangi
semangat dalam menjalani kehidupannya.
Kedua, rekonstruksi sel-sel tubuh. Pada saat puasa, sel-sel
terbentuk kembali setelah melalui proses pencernaan, kemudian disalurkan sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan sel-sel tubuh. Dengan demikian, sel-sel tubuh
kembali terbentuk dengan merenovasi strukturnya dan meningkatkan fungsinya,
hingga menghasilkan kesehatan, pertumbuhan, dan kenyamanan bagi tubuh manusia.
Demikian yang dinyatakan oleh Dr. ‘Abdul Jawwad Ash-Shawi.
Ketiga, pembersihan tubuh dari racun. Pada saat berpuasa
lemak-lemak yang tersimpan di dalam tubuh dipindahkan ke hati, kemudian
dioksidasi dan dimanfaatkan oleh hati, yang kemudian mengeluarkan racun-racun
yang meleleh di dalamnya; kandungan racunnya dimusnahkan bersama
kotoran-kotoran tubuh.
Dr. Ahmad Qadhi, seorang peneliti pengobatan Islami dari Amerika, menyatakan, “Puasa itu mengandung faidah-faidah kesehatan
terhadap sistem kekebalan, sistem sirkulasi darah dan jantung, sistem
pencernaan, sistem reproduksi dan sistem urinary (air seni).
Jika
ditinjau dari segi kejiwaan dan sosial, puasa dapat membiasakan kita untuk
menjadi pribadi yang sabar, menguatkan kemauan dalam kebaikan, mengajari dan
membantu bagaimana menguasai diri, serta mewujudkan dan membentuk ketakwaan
yang kokoh dalam diri.
Dr. Yusuf
Qardhawi dalam kitabnya "Al-'Ibadah fil Islam" mengungkapkan ada lima rahasia puasa:
Menguatkan jiwa; dengan ibadah
puasa, maka manusia akan berhasil mengendalikan hawa nafsunya yang membuat
jiwanya menjadi kuat.
Mendidik kemauan; puasa mendidik
seseorang untuk memiliki kemauan yang sungguh-sungguh dalam kebaikan.
Menyehatkan badan; puasa yang baik
dan benar akan memberikan pengaruh positif bagi kesehatan jasmani. Hal ini
tidak hanya dinyatakan oleh Rasulullah Saw., tapi dibuktikan oleh dokter dan
ahli-ahli kesehatan dunia yang membuat kita tidak perlu meragukan lagi akan
manfaat puasa. Perut memang perlu diistirahatkan dari bekerja memproses makanan
yang masuk, sebagaimana juga mesin yang harus diistirahatkan. Di dalam Islam,
isi perut kita memang harus dibagi menjadi tiga: sepertiga untuk makanan, sepertiga
untuk air, dan sepertiga untuk udara.
Mengenal nilai kenikmatan; dengan
puasa, manusia bukan hanya disuruh memperhatikan dan merenungi kenikmatan yang
sudah diperolehnya, tapi juga disuruh merasakan langsung betapa besar (sebenarnya)
nikmat yang Allah berikan kepada kita. Hal ini karena baru beberapa jam saja
kita tidak makan dan minum sudah terasa betul penderitaan yang kita alami. Dan pada saat berbuka puasa, terasa betul besarnya nikmat
dari Allah meskipun hanya sebiji kurma atau seteguk air.
Mengingat dan merasakan penderitaan orang lain; dengan puasa mendidik kita untuk mengingat dan merasakan penderitaan
orang lain yang tidak memiliki kelebihan seperti kita. Dengan puasa,
mengingatkan kita betapa sengsaranya orang-orang di bawah kita yang tidak memiliki
apa-apa. Dengan mengingat dan merasakan penderitaan orang lain, menciptakan
jiwa sosial di dalam diri kita, menciptakan jiwa ingin selalu berbagi, dan
sebagainya.
Subhanallah, Maha Besar Allah
yang telah menyeru kita untuk berpuasa. Allah berfirman, “Dan berpuasa itu
lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 184). Wallâhu a'lam bis shawâb.
|