Wednesday
2024-10-16
1:37 AM
Section categories
Analisa [3]
Arabiatuna [1]
Barakatak [2]
Cerpen [1]
Figura [2]
Lenyepaneun [1]
Lintas Budaya [4]
Paguyuban [10]
Resensi [4]
Salam Rumpaka [2]
Serial Kampus [3]
Sorotan Utama [1]
Keputrian [3]
Warta Kita [2]
Statistics

Total online: 1
Guests: 1
Users: 0
Search
Site friends
  • Create your own site
  • My site
    Main » Articles » Lintas Budaya

    Lebaran DiPakistan
        Sebagai ritual Islam tahunan, Idul Fitri memberikan kesan tersendiri bagi komunitas muslim di berbagai belahan dunia. Kesan tersebut muncul beriringan dengan implentasi bentuk perayaan hari raya tersebut. Tentunya bentuk perayaan Idul Fitri sangat varian, sesuai dengan kultur dan peradaban masing-masing. Perayaan di Indonesia tentu akan berbeda dengan India, Arab Saudi, dan negara-negara lainnya, meskipun di sisi lain ada kesamaan antara satu dengan lainnya. Hal tersebut menambah kekayaan khazanah Islam di bumi persada ini.
        Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar ketiga setelah Indonesia dan India, Pakistan dengan khazanah Islamnya menjadi salah satu titik wilayah perkembangan Islam yang pesat. Salah satu khazanah yang dimiliki Pakistan adalah budaya menyambut dan merayakan Idul Fitri. Seperti apakah perayaan Idul Fitri di negeri Abu A'la al-Maududi ini? Berikut penulis uraikan informasi yang dilansir dari beberapa situs dan wawancara langsung dengan Muhammad Jamil Haidar, mahasiswa fakultas Ushuluddin jurusan Hadis tingkat akhir asal Pakistan.
        Antusiasme masyarakat dan pemerintah Pakistan terhadap hari raya Idul Fitri sangat besar sekali. Hal tersebut tercermin pada pemberlakuan hari libur pra dan pasca-Idul Fitri. Di Pakistan libur nasional Idul Fitri diberlakukan sejak tanggal 27 Ramadan – 3 Syawal.
        Perayaan Idul Fitri di Pakistan mulai nampak pada malam 1 Syawal (malam takbiran-red). Umat Islam Pakistan pada malam tersebut berbondong-bondong memadati pasar-pasar; berbelanja berbagai macam kebutuhan untuk hari H dan dua hari setelahnya. Salah satu pasar yang menjadi tempat berbelanja adalah pasar Jinnah, pasar terbesar di Islamabad. Dalam bahasa Urdu malam hari raya tersebut dinamakan 'Chand Raat' (moon night). Selain tradisi berbelanja, kaum hawa memiliki tradisi tersendiri, yaitu menghiasi tangan mereka dengan'mehndi' sejenis 'hina' (di Mesir), cat khusus untuk menghiasi tangan. Pada malam tersebut kebanyakan muslim tidak tidur sampai pagi menjelang.
        Di pagi hari umat Islam beramai-ramai menuju masjid-masjid atau lapangan-lapangan untuk menunaikan shalat Ied berjamaah. Namun, sebelum mereka beranjak dari rumah, kheer dan sawwian menjadi santapan pagi sebelum menunaikan shalat Ied.
        Eid Mubarak dan Khair Mubarak bersahutan di hari raya. Semua umat Islam meluapkan kegembiraan di hari fitri ini dengan tahni'ah tersebut. Ada tradisi yang mungkin agak mirip dengan tradisi kita di Tanah Air. Umat Islam saling berkunjung satu sama lain untuk sekadar mengucapkan Eid Mubarak, saling meleburkan segala kesalahan dan menyantap baryani, pakaora atau samosa (makanan khas lebaran yang disantap setelah melakukan shalat Ied). Di samping itu, ziarah kubur pun menjadi tradisi yang lekat dengan hari raya.
        Bagi anak-anak, hari raya memberikan kebahagiaan tersendiri. Wajar memang, karena pada hari itu ayah, paman, kakek dan uwa akan memberikan eidi (uang pemberian dari ayah, paman, kakek dan uwa kepada anak-anak-red) kepada mereka.
        Suasana hari raya Idul Fitri berlangsung sampai hari ketiga, di mana ada istilah khusus untuk menamakan tiga hari lebaran tersebut, yaitu: Eid, Taro dan Maro.
        Demikianlah suasana lebaran di Pakistan yang sarat dengan akulturasi nilai luhur budaya Urdu dan Islam. Wallâhu a'lam bi ash shawâb.
    Category: Lintas Budaya | Added by: fajar (2010-01-28)
    Views: 802 | Comments: 1 | Rating: 0.0/0
    Total comments: 0
    Name *:
    Email *:
    Code *: