Persimpangan Jalan, The Dead City, tahun 2022. Jalan ini adalah museum sejarah manusia yang panjang dan kelam; jalan yang menggambarkan persatuan seluruh umat manusia yang selalu dibangga-banggakan PBB; jalan yang bercabang empat dan mengarah tepat ke utara, timur, selatan dan barat; jalan yang selalu sepi dan berkabut. Tepat sekali dinamakan "Persimpangan Jalan". Terus terang aku kagum dengan pembuat nama jalan itu. Namanya saja telah menjelaskan bahwa sejarah umat manusia selalu berada di persimpangan jalan.

“Wahai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul apabila Rasul menyeru kalian kepada sesuatu yang menghidupkan kalian.” (QS. Al-Anfal [8]: 24).

 

Bulan Ramadan merupakan bulan di mana Allah sangat menyukai tetesan-tetesan air mata para pelaku dosa. Pada bulan ini Allah menyeru kita untuk berpuasa. Allah menyeru kita untuk berpuasa bukan semata-mata untuk menahan diri dari rasa lapar dan dahaga. Akan tetapi, puasa mempunyai dampak yang menakjubkan bagi orang yang menunaikannya.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa setiap negara mempunyai kebudayaan masing-masing yang sangat berbeda satu dengan lainnya. Namun tak jarang juga kita selalu menemukan benturan budaya bila terdapat orang-orang yang berasal dari negara dengan budaya yang berbeda memasuki lingkungan negara lain dengan kebudayaan yang berbeda pula. Sering kita mendengar penggalan percakapan berikut:

Nafas Ramadan telah menyentuh seluruh sendi kehidupan: sosial, ekonomi dan budaya. Keramaian terlihat jelas hampir di seluruh wilayah di muka bumi ini; masjid-masjid yang bertaburan jamaah (orang tua, remaja, anak-anak sampai balita pun) memenuhi setiap sudut tempat ibadah. Mereka dengan penuh semangat berlomba-lomba mendapatkan pahala yang telah dijanjikan berlipat ganda jika dilakukan di bulan penuh pengampunan ini.